~indana~

Kamis, 10 Januari 2013

Masa Depanku

“do you hear me? I’m talking to you...(Jason Mraz-lucky)” suara alaram yang latiefah atur tepat pukul 02.30 dini hari. Itulah dia Latiefah Sari Firdausi, nama yang cantik dan memiliki arti yang cantik pula, Latiefah = lembut, Sari = jalan dan Firdausi = Surga Firdaus (Surga yang paling istimewa) jadi arti dari namanya adalah “kelembutan yang akan menuntunnya menuju jalan ke Surga Firdaus”. Nama yang sangat  cantik, secantik ahklak dan parasnya. Latiefah adalah gadis yang tinggal di sebuah desa dekat perkebunan. Dia tinggal bersama keluarga kecilnya, Pak Yusuf adalah ayahnya beliau bekerja di perkebunan tersebut di bidang tata usaha. Bunda Khadijah adalah seorang wanita yang sangat Latiefah sayangi dan kagumi, karena Bunda Khadijah sangat cantik, penuh perhatian dan yang pasti masakan beliau heem... lezat, Bunda Khadijah juga pintar yah... meskipun beliau tidak menyelesaikan kuliahnya sampai akhir, tapi beliau dapat mengantar Latiefah dan kedua saudarinya memahami agama dan menjalani kehidupan dalam masyarakat dengan baik. Latiefah merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Kakaknya bernama Oryza Sativa, namanya bermakna seperti padi “semakin berisi semakin merunduk”. Dan adiknya Nur Latisha Jamilah yang berarti “cahayanya Latisha yang cantik”.
Dalam keluarga yang dipimpin oleh Pak Yusuf ini agama adalah hal yang paling penting dalam hidup, karena tanpa Alloh SWT. dunia dan seisinya tak akan ada dan tak dapat berjalan dengan baik, tanpa agama pula seluruh mahkluk akan bingung kepada siapa mereka harus berpegangan dan berserah diri karena tak akan mungkin mereka menggantungkan diri kepada manusia lainnya. Itulah prinsip yang di terapkan Pak Yusuf dalam keluarga kecilnya. Hal penting setelah agama adalah pendidikan, karena jika kita berpendidikan dan menjadi pintar maka kita tidak akan diperbudak oleh dunia ini. Pak yusuf menjadikan 2 hal ini penting bagi keluarga dan dirinya sendiri, karena dengan memiliki dasar agama yang kuat  juga ilmu yang banyak dan bermanfaat, keluarganya terutama anak-anaknya insyaAlloh akan menjadi anak-anak yang sukses di dunia dan di akhirat kelak.
Sekarang Latiefah adalah seorang siswi di sebuah SMA dekat rumahnya, di sana dia bertemu dengan banyak teman dengan berbagai karakter yang berbeda dan ada yang berbeda agama pula. Di sana Latiefah memiliki 2 best friend yang selalu bersamanya mulai dari kelas X sampai di kelas XII mereka adalah Ecy dan Wilujeng, juga satu best friend lagi Pipit namanya, kalau Pipit baru jadi best friend mereka saat di kelas XI, karena dulu saat kelas X dia di X-7 sedangkan Latiefah, Wilujeng dan Ecy di kelas X-4. Mereka berempat memiliki tujuan yang sama setelah lulus dari SMA yaitu menjadi seorang mahasiswi di Perguruan Tinggi pilihan mereka masing-masing. Wilujeng dia ingin menjadi seorang mahasiwi di Universitas Gajah Mada di Yogyakarta, Pipit dia ingin kuliah di Universitas Negeri Jember, emh... kalau Ecy ingin menjadi seorang bidan jadi dia akan kuliah di AKBID. Jika Latiefah sendiri, dia ingin menjadi seorang mahasiswi jurusan Biologi di Institut Pertanian Bogor, suatu Perguruan Tinggi yang sangat dia dambakan dan inginkan, keluarganya pun merestui jika dia kuliah disana.
Sungguh Latiefah sangat gembira saat dia mengetahui bahwa dirinya berada dalam peringkat 5 besar pada semester ke-4 dan berada dalam peringkat 15 besar paralel sekolah bagi siswa jurusan IPA yang mendapat kesempatan untuk masuk diperguruan tinggi melalui SNMPTN undangan, bidik misi atau jalur lain masuk ke Perguruan Tinggi. Di semester ke-5 Latiefah lebih banyak bersedih karena pada semester ini terjadi penurunan nilai yang sangat menyakitkan baginya. “Latiefah”, guru biologi memanggilnya untuk menyerahkan hasil ulangannya, speachless (Latiefah mendapat 61 pada ulangan pertamanya di semester 5 L). Beberapa saat kemudian, “Latiefah, semangat ya J” nasehat guru biologinya saat pembagian hasil ulangan ke-2, (Latiefah mendapat nilai 72) “alahamdulillah dapat 7, ndak dapat 6 lagi” ucapan syukur dalam hatinya. Beberapa minggu kemudian Latiefah berhasil mendapat nilai 8 dalam ulangan biologinya.
“besok try out, harus belajar extra nih”, Latiefah pun belajar dengan serius. (“Latiefah Sari Firdausi, selamat putri ibu berada di peringkat 3 besar dalam semester 5 ini” ucapan selamat dari wali kelasnya kepada bundanya, hanya rasa syukur dan kegembiraan yang Latiefah rasakan pada saat itu. “ujian praktek, UAS I’m coming” seru Latiefah dengan semangat, alhamdulillah tidak ada angka 6 dalam ujian praktek dan UAS Latiefah. 15 April pun datang, “bismillahirrohmanirrohim, mudahkan saya hari ini ya Alloh...amin” do’a Latiefah dalam hatinya sekaligus menenangkan pikirannya juga. “1..2..3.. siap, 4 sahabat itu berpouse secantik mungkin di hari perpisahan bagi kelas XII di SMAnya. “alhamdulillah nilai UNku memuaskan” ucap syukur Latiefah dalam hati, 4 sahabat itu lulus dengan nilai baik. Latiefah pun dapat mewujudkan keinginannya menjadi mahasiswi Biologi di IPB). “do you hear me? I’m talking to you...” suara alaram membangunkan Latiefah dari mimpi indahnya, dia tersenyum dan memohon kepada Alloh SWT. agar mimpi indah itu bisa benar-benar menjadi miliknya kelak.